Wednesday, October 16, 2019

Takutnya Nanda, Sedihnya Mama

Mama nanda takut ....

Saya ingin berbagi cerita tentang anak saya yang selalu memiliki kecemasan atas hal-hal baru dan sebagian membuat pusing kepala menanganinya.

Sejak usia 10 bulan Nanda memang selalu tidak suka dengan suara petasan, lebih dari itu ledakan itu akan membuatnya panik bahkan berteriak. Tahun baru maupun lebaran akan menjadi siksaan bagi kami sampai suara petasannya hilang. 

Usia 4 tahun ketakutan itu mulai berkurang berganti menjadi takut hujan. Awalnya dengan pengasuh kami terdahulu Almh. Bibi Enah satu saat di rumah kami ada petir yang sangat besar hingga menyebabkan beberapa alat elektronik kami rusak. Sejak itu Nanda menganggap ketika ada hujan akan ada petir. Hingga setiap hari hujan Nanda akan berteriak kencang dan meminta hujannya untuk pergi. Hingga akhirnya kami memutuskan untuk membawa ke psikolog anak karena sudah lebih dari 3 bulan selalu histeris ketika pergi keluar rumah. 

Kami membawanya ke klinik tumbuh kembang di area Cibubur dan bertemu dengan Ibu Eva. Untuk bisa datang ke klinik ini perlu membuat janji temu terlebih dahulu dan diputuskan bahwa kami akan melakukan konsul pada hari Sabtu. Kami dibawa ke lantai 2 dan banyak mainan yang disediakan (semacam playground), namun berbeda dengan nampak luarnya justru ruangan Ibu Eva nampak putih hanya ada meja dan beberapa bangku dan sangat sederhana tanpa ornamen anak-anak. Ketika kami masuk untuk memenuhi panggilan Ibu Eva dan mengutarakan apa yang terjadi dengan anak kami. Tak lama kami orangtuanya diminta keluar ruangan dan Nanda diminta duduk sendiri untuk berbicara dengan Ibu Eva. Sekitar 20 menit kemudian orangtuanya masuk keruangan dan Nanda diminta keluar untuk bermain di luar ruangan. Sambil bertanya apa saja aktivitas Nanda dengan siapa dia dirumah Ibu Eva kami bercerita bahwa keseharian ada bibi Enah yang menemani anak-anak dirumah. Kemudian setelah 15 menit kami semua termasuk Nanda dipanggil untuk masuk kembali kedalam ruangan tersebut. 

Obat dari Ibu Eva ada beberapa hal:
1) Bagaimana respon pertama dari orang terdekat saat itu mengenai sesuatu hal yang berakibat ketakutan anak. Ternyata saya dan bibinya memiliki bakat "lebay" dalam merespon sesuatu dan berakibat tidak baik untuk psisik Nanda.
2) Bibi Enah perlu teman kerja karena beban mengasuh anak dan mengurus rumah perlu dibagi. Tipikal tanggungjawab yang besar bisa jadi memiliki peran dalam respon keadaan yang tidak bisa dikontrolnya
3) Memulai terapi untuk memperkenalkan hujan dan segala sesuatu berhubungan dengan perubahan alam. Kita juga diminta untuk menanamkan bahwa semua baik-baik saja dan ajarkan cara menghadapinya, meresponnya.

Anak-anak memiliki imajinasi luar biasa jadi apa yang kita pikir biasa saja bagi mereka menjadi sangat luar biasa. Gambaran hujan yang dibayangkan adalah badai dan banjir. Uji coba terapi ini setidaknya sampai dengan setahun dan batas mengenai kondisi Nanda adalah umur sekolah 7 tahun. Ibu Eva juga menceritakan bahwa jika ada complain dari sekolah maka perlu di konsul ulang untuk tindaklanjut secepatnya. 

Alhamdulillah setelah itu Nanda terbebas dari takut akan hujan.
Tapi pe er lanjutan untuk mama dan papa adalah bagaimana Nanda menghadapi ketakutan kecemasan yang lain. Takut ulangan, takut ketinggalan pe er nya, dsb. 

Kuncinya ... Jika anak kita takut, bagaimana respon kita akan berpengaruh ke psikis mereka. JAdi kamipun belajar ketika Nanda jatuh sampai berdarah, saya harus bisa tenang sambal berkata "Oh.. ga papa... nanti kita kasih obat ya.. meski panic attack dengkul lemas melihat darah yang keluar dari mulutnya banyak sekali 😱.

#Writober#RBMenulis#IPJakarta#takut#Ombrophobia#takuthujan


No comments:

Post a Comment

  HOUSE OF LAKE  Ada 1 keluarga yang akan pindah ke luar kota karna pekerjaan nyonya coulson dan tuan coulson,Evelyn anak bungsu dari keluar...